A.
Ciri
Umum dan Klasifikasi Filum Arthropoda
1. Ciri-ciri Umum
Arthropoda
berasal dari dua kata yaitu arthres yang artinya bersendi-sendi dan poda yang
artinya kaki (alat ekstremitas). Jadi Arthropda adalah kelompok hewan yang
mempunyai kaki yang bersendi-sendi, seperti serangga, laba-laba, udang dan
lipan. Filum ini mempunyai anggota yang paling banyak diantara filum-filum yang
lain. Kelompok ini mempunyai ciri karakteristik yaitu:
a. Segmen
tubuh yang heteronom, yaitu segmentasinya tidak sampai pada alat-alat dalamnya.
b. Susunan
saraf tangga tali yang terdiri dari ganglion cerebrale dan ganglion
longitudinal.
c. Sistem
peredaran darah terbuka dan belum mempunyai jantung, tetapi mempunyai pembuluh
yang memanjang disebelah dorsalnya yang berfungsi seperti halnya jantung.
d. Rongga
badan sepanjang tubuhnya yang merupakan gabungan dari ektoderm dan mesoderm.
e. Permukaan
tubuh dilapisi eksoskeleton yang keras berasal dari kutikula, yang merupakan
hasil sekresi dari sel-sel epidermis bawahnya, tersusun dari zat kitin (amino
polysakarida) yang tidak dapat dicerna oleh enzim pencernaan.
Gambar 1. Bagian struktur tubuh
arthrophoda
2. Klasifikasi
Secara
umum filum Arthropoda terbagi menjadi 4 kelas dintaranya:
a. Kelas Crustacea
Crustacea (dalam bahasa latinnya,
crusta = kulit) memiliki kulit yang keras. Udang, lobster, dan kepiting adalah
contoh kelompok ini. Umumnya hewan Crustacea merupakan hewan akuatik, meskipun
ada yang hidup di darat. Kelompok hewan ini bernafas dengan insang (stenidia),
tubuhnya terdiri dari kepala (caput), thorax dan abdomen, namun bagian caput
dan thorax bergabung membentuk chephalothorax. Kepala sebenarnya terdiri dari 5
segmen dengan 2 pasang antena, 1 pasang mandubula dan 2 pasang maksilla.Bagian
thorax berekstremitas dengan jumlah yang bervariasi, diabdomen terdapat alat
ekstremitas yang telah mereduksi. Setiap eksoskeleton mempunyai bagian yang
terdiri dari:
1)
Tergum,
yaitu daratan dorsal yang konvex
2)
Sternum
terletak didaratan ventral
3)
Pleura,
daerah di kedua sisi lateral
4)
Epimera,
daerah yang lebih sempit diantara plaura dan pangkal kaki
Cephalothorax terdiri dari 13 ruas
yang menjadi satu dan abdomen terdiri dari 6 ruas yang diakhiri dengan terminal
yang disebut telson. Pada setiap segmen tubuh memiliki 1 pasang ekstremitas
dilengkapi dengan otot yang kerjanya saling bertolak belakang. Alat pencernaan
terdiri dari mulu-esophagus-ventriculus-intestinum dan anus yang makanannya
adalah siput, berudu, larva insect, ikan-ikan kecil dan sisa zat organic yang membusuk.
Alat peredaran darah terdiri dari pembuluh-pembuluh, dengan cairan yang tidak
berwarna, sel-selnya amebiod dan corpuscular, fungsi dari darah ini sebagai
alat transportasi.
Sistem ekskresi erdiri dari 2 buah
gelenjar hijau yang membuat cairan berwarna hijau, strukturna seperti
nepridium. Alat indra udang berupa mata facet/kompleks yang terletak diujung
suatu tangkai yang bergerak, berjumlah sepasang di kiri kanan rostrum, mata
tersebut dapat membentuk bayangan mosaik.
Statocyst (alat keseimbangan) berupa
kantong berdidnding kitin yang terletak di segmen basal setiap antenula. Udang
mempunyai 2 alat kelamin dalam satu individu yang disebut dengan hermaprodit.
Alat kelamin jantannya berupa testis yang terletak dipasangan kaki kelima,
sedangkan untuk alat kelamin betinanya adalah ovarium yang terletak dipasangan
kaki ketiga.
Siklus hidup udang terjadi melalui 4
peristiwa diantaranya:
1)
Kopulasi
2)
Bertelur
3)
Perkembangan
embrio dan telur
4)
Pertumbuhan
larva menjadi udang dewasa
Kopulasi pertama terjadi pada umur 4
bulan, kemudian telur yang dibuahi akan dilepaskan pada malam hari mencapai
100-600 butir. Selama perkembangan embrio didalam sel telur, telur-telur
tersebut melekat di pleopodas dan dilindungi oleh abdomennya selama 5-8 minggu,
kemudian penetesan telur keluarlah larvanya, setelah 40 jam dari penetasan
larva mengalami perkembangan tingkat kedua selama kurang lebih 6 hari dan
diakhiri dengan proses ecdycis yang pertama, dan dilanjutkan pada ecdycis yang
kedua yang tergantung pada induknya dan 1 minggu mengalami ecdycis yang ketiga
dan kemudian dilanjutkan sampai dewasa.
Sistematik kelas crustacea terdiri
dari 4 sub kelas diantaranya:
Sub kelas I. Branchiopoda, yang terbagi menjadi 4 ordo
yaitu:
1)
Ordo
Anostraca
Contoh: Eubranchipus
2)
Ordo
Notostraca
Contoh: Apus
3)
Ordo
Conchostraca
Contoh: Estheria
4)
Ordo
Cladocera
Contoh: Dapnia
Sub kelas II. Ostracoda, yang terbagi menjadi 2 ordo yaitu:
1)
Ordo
Myodocopa
Contoh: Sarsiella
2)
Ordo
Padocopa
Contoh: Cypris
Sub kelas III. Copepoda, yang terbagi menjadi 2 ordo yaitu:
1)
Ordo
Eucopepoda
Contoh: Cyclops
2)
Ordo
Branchiura
Contoh: Argulus
Sub kelas IV. Cirripedia Lepas, yang terbagi menjadi 3 ordo
yaitu:
1)
Ordo
Thoracica
Contoh: Lepas
2)
Ordo
Acrothoracica
Contoh: Alcippe
3)
Ordo
Rhizocephala
Contoh: Saccullia
Sub kelas V. Malacostraco, yang terbagi menjadi 3 golongan
yaitu:
1)
Golongan
Phylocarida
Ordo Nebaliaceae
Contoh: Nebalia
2)
Golongan
Syncarida
Ordo Anaspidaceae
Contoh: Anaspides
3)
Golongan
Paricarida
a)
Ordo
Mysidocea
Contoh: Mysis
b)
Ordo
Cumacea
Contoh: Diastylis
c)
Ordo
Isopoda
Contoh: Asellus
d)
Ordo
Amphipoda
Contoh: Cammarus
4)
Golongan
Eucarida
Ordo Decapoda
Contoh: Cambarus
Gambar 2. Kelompok hewan Crustacea
b. Insecta
Insecta (dalam bahasa latin, insecti
= serangga). Banyak anggota hewan ini sering kita jumpai disekitar kita,
misalnya kupu-kupu, nyamuk, lalat, lebah, semut, capung, jangkrik, belalang,dan
lebah. Ciri khususnya adalah kakinya yang berjumlah enam buah. Karena itu pula
sering juga disebut hexapoda. Insecta dapat hidup di bergagai habitat, yaitu
air tawar, laut dan darat. Hewan ini merupakan satu-satunya kelompok
invertebrata yang dapat terbang. Insecta ada yang hidup bebas dan ada yang
sebagai parasit.
Tubuh Insecta dibedakan menjadi tiga
bagian, yaitu caput, toraks, dan abdomen. Kebanyakan insecta mempunyai 2 pasang
sayap dengan tekstur vena dengan berbagai bentuk dan warna, serta ukuran yang
bermacam-macam. Sepasang antena dan 3 pasang alat mulut sebagai rahang, yang
mana rahang ini ada yang berupa mandibula sebenarnya adapula yang telah
termodifikasi misalnya alat hisap.
Pada abdomennya terdapat spirakel,
yaitu lubang pernapasan yang menuju tabung trakea. Trakea merupakan alat
pernapasan yang pada Insecta yang bercabang-cabang diseluruh tubuhnya sehingga
pengambilan oksigen dapat berlangsung di seluruh tubuhnya secara langsung. Pada
abdomen juga terdapat tubula malpighi, yaitu alat ekskresi yang melekat pada
posterior saluran pencernaan. Sistem sirkulasinya terbuka. Organ kelaminnya
dioseus.Sistem saraf yaitu sistem saraf tangga tali dimana tiap ruas tubuhnya
mempunyai ganglion-ganglion.
Insecta (serangga) adalah kelas yang
mempunyai anggota besar karena hewan ini kosmopolit yang dapat beradaptasi yang
dapat beradaptasi dengan kondisi lingkungan. Kelas ini dapat dibagi ke takson
ordo berdasarkan ciri-ciri sayap dan metamorfosisnya.
Tabel 1: Nama Ordo-ordo yang
termasuk dalam kelas Insecta
Kelas
|
Ordo
|
Contoh
|
Insecta
|
Thysanura
|
Lepisma
sacharina
|
Collembola
|
Sminthurus
hertensis
|
|
Orthoptera
|
Periplaneta
americana
|
|
Isoptera
|
Reticuliterage
flavipes
|
|
Neuroptera
|
Myrmeleon
immaculatus
|
|
Kohemerida
|
Kohemera
simulans
|
|
Odonata
|
Pantala
flavescana
|
|
Plecoptera
|
Taeniopterryx
pacifica
|
|
Corrodentia
|
Troctes
diernatarius
|
|
Mallopaga
|
Menopon
pallidum
|
|
Embiidina
|
Embia
texana
|
|
Thysanoptera
|
Thripa
tabaci
|
|
Anoplura
|
Pediculus
capitis
|
|
Hemiptera
|
Cimex
lectularius
|
|
Hemoptera
|
Coccus
cacsi
|
|
Dermoptera
|
Labia
sinor
|
|
Coleoptera
|
Photinus
acintillaus
|
|
Strapsiptera
|
Xemos
wheeleri
|
|
Necoptera
|
Panoroa
rufesceae
|
|
Tricheptera
|
Phryganea
interrepta
|
|
Lepidoptera
|
Papilio
polyxenue
|
|
Diptera
|
Culex
pipiens
|
|
Siphonoptera
|
Pulex
irritans
|
|
Hymenoptera
|
Apis
mellifica
|
|
Dan lain-lain
|
----------------
|
Perkembangan
Insecta dibedakan menjadi tiga : Pertama ametabola adalah perkembangan yang hanya berupa
pertambahan ukuran saja tanpa perubahan wujud. Contohnya kutu buku (lepisma
saccharina). Kedua hemimetabola adalah tahap perkembangan Insecta yang tidak
sempurna, dimana Insecta muda yang menetas mirip dengan induknya, tetapi ada
organ yang belum muncul, misalnya sayap. Sayap itu akan muncul hingga pada saat
dewasa hewan tersebut. Insecta muda disebut nimfa. Ringkasan skemanya adalah
telur – nimfa (larva) – dewasa (imago). Contoh Insecta ini adalah belalang,
kecoa (periplaneta americana), jangkrik (gryllus sp.), dan walang sangit
(leptocorisa acuta).
Ketiga holometabola adalah
perkembangan Insecta dengan setiap tahap menunjukan perubahan wujud yang sanagt
berbeda (sempurna). Tahapnya adalah sebagai berikut: telur – larva – pupa –
dewasa. Larvanya berbentuk ulat tumbuh dan mengalami ekdisis beberapa kali.
Setalah itu larva menghasilkan pelindung keras disekuur tubuhnya untuk
membentuk pupa. Pupa berkembang menjadi bagian tubuh seperti antena, sayap,
kaki, organ reproduksi, dan organ lainnya yang merupakan struktur Insecta
dewasa. Selanjutnya, Insecta dewasa keluar dari pupa. Contoh Insecta ini adalah
kupu-kupu, lalat, dan nyamuk.
Berdasarkan
sayap, Insecta dibedakan menjadi dua sub-kelas : Pertama Apterigota (tidak bersayap), tubuh apterigota
berukuran kecil sekitar 0,5 cm dan memiliki antena panjang. Umumnya berkembang
secara ametabola. Contoh hewan kelas ini adalah kutu buku. Kedua Pterigota
(bersayap), merupakan kelompok insecta yang sayapnya berasal dari tonjolan luar
dinding tubuh yang disebut Eksopterigota. Kelompok lain yang sayapnya berasal
dari tonjolan dalam dinding tubuh disebut Endopterigota.
Eksopterigota dibedakan menjadi
beberapa ordo bedasarkan tipe sayap, mulut, dan metamorfosisnya: Orthoptera
memiliki dua pasang sayap dengan sayap depan yang sempit. Misalnya kecoa,
jangkrik, dan gansir. Hemiptera memiliki dua pasang sayap yang tidak sama panjang.
Contohnya walang sangit leptocorisa acuta
dan kutu busuk Cymex rotundus.
Homoptera memiliki dua pasang yang sama panjang. Contohnya wereng coklat Nilaparvata lugens, kutu daun Aphis, dan kutu kepala Pediculus humanus. Odonata memiliki dua
pasang sayap seperti jala. Contohnya capung Pantala.
Endopterigota dibedakan menjadi :
Coleptera memiliki dua pasang sayap dengan sayap depan yang keras dan tebal.
Misalnya kumbang tanduk Orycies
rhinoceros dan kutu gabah Rhyzoperta
diminica. Hymenoptera memiliki dua pasang sayap yang seperti selaput,
dengan sayap depan lebih besar daripada sayap belakang. Misalnya semut rangrang
Oecophylla saragillina, semut hitam Monomorium sp., lebah madu Apis indica, dan tawon Xylocopa latipes. Diptera hanya memiliki
sepasang sayap. Misalnya nyamuk Culex
sp., nyamuk malaria Anopheles sp.,
nyamuk demam berdarah Aedes Aegypti,
lalat rumah Musca domestica, lalat
buah Drosophila melanogaster, dan
lalat tse-tse Glossina palpalis.
Lepidoptera memiliki dua pasang sayap yang bersisik halus dan tipe mulut
mengisap. Misalnya kupu-kupu sutera Bombyx
mori dan kupu-kupu elang Acherontia
atropos
Gambar 3. Kelompok hewan Insecta
c. Kelas Myriapoda
Myriapoda (dalam bahasa yunani,
myriad= banyak, podos= kaki) merupakan hewan berkaki banyak. Hewan kaki seribu
adalah salah satunya yang terkadang kita lihat di lingkungan sekitar kita.
Myriapoda hidup di darat pada tempat lembap, misalnya di bawah daun, batu, atau
tumpukan kayu. Bagian tubuh Myriapoda sulit dibedakan antara toraks dan
abdomen. Tubuhnya memanjang seperti cacing. Pada kaput terdapat antena, mulut,
dan satu pasang mandibula (rahang bawah), dua pasang maksila (rahang atas), dan
mata yang berbentuk oseli (mata tunggal).
Tubunya bersegmen dengan satu hingga
dua pasang anggota badan pada tiap segmennya. Setiap segmen terdapat lubang
respirasi yang disebut spirakel yang menuju ke trakea. Ekskresinya dengan
tubula malpighi. Myriapoda bersifat dioseus dan melakukan repsroduksi seksual
secara internal. Myriapoda dibedakan menjadi 2 sub kelas, yaitu Chilopoda dan
Diplopoda, yaitu:
1) Sub kelas Chilopoda, Kelompok hewan ini dikenal sebagai
kelabang. Tubuhnya memanjang dan agak pipih setiap segmennya mempunyai sepasang
alat ekstremitas, kecuali segmen belakang kepala yang mana alat ekstremitas ini
diganti oleh cakar beracun yang berguna untuk membunah mangsa misalnya semut,
molusca, dll. Pada kepalanya terdapat antena tersusun 12 segmen. Alat
pencernaan sederhana yang mengadakan percabangan setiap segmennya. Alat
ekskretorinya adalah pembuluh malphigli. Kelompok hewan ini pergerakannya
cepat, habitatnya dibawah batu-batu dan dibawah kayu yang telah mati.
Contohnya: Scolopendra gigas
Panjangnya
mencapai 30 cm dan gigitannya berbahaya bagi manusia. Chilopoda terbagi lagi
menjadi 4 famili, yaitu:
a) Famili Geophilidae
Tubuh
panjang tersusun 31 segman, tidak mempunyai mata antena bersegman 14. Contoh: Geophilus rubens
b) Famili Scolopendridae
Tubuh
terdiri dari 21-23 segman.
Contoh:
Scolopendra gigas
c) Famili Lithobiidae
Tubuh
berruas-ruas banyak tetapi mempunyai alat gerak hanya 15 buah segman
Contoh:
Lithobius forticatus
d) Famili Scutigeridae
Tubuh
pendek dengan 15 segman/ruas, semua ruas tubuh mempunyai alat gerak sepasang
dan kaki yang terakhir merupakan kaki yang terpanjang.
Contoh:
Scutigera foceps
2) Sub Kelas Diplopoda, Hewan pada ordo ini dikenal dengan
kaki seribu, meskipun jumlah kakinya bukan berjumlah seribu. Tubuhnya sub
slindris dengan jumlah segmen 25-100 buah, persegman mempunyai 2 pasang alat
ekstremitas. Pada segman yang ke-7 hewan jantan alat gerak ini bermodifikasi
menjadi alat kopulasi. Mulutnya terdiri dari dua pasang maksila dan bibir
bawah. Pada tiap segmen tubuhnya terdapat dua pasang kaki dan dua pasang
spirakel. Diplopoda tidak memiliki cakar beracun karenanya hewan ini bersifat
hebivora atau pemakan sisa organisme. Namun pada setiap segmannya mempunyai
kelenjar yang dapat mengeluarkan bau tertentu, lubangnya ada disebelah lateral.
Alat pernapasan dengan trakea yang tidak bercabang-cabang bermuara di depan
alat ekstremitas disetiap segmannya, disertai lubang alat ekskresi yang berjumlah
2 ayau 4 buah persegman. Gerakkan hewan ini lambat dengan kaki yang bergerak
seperti gelombang. Bila terganggu hewan ini akan menggulungkan tubuhnya dan
pura-pura mati. Habitatnya ditempat gelap dan lembab. Jenis kelamin
gonochoristic, telur terdapat di tanah yang basah. Hewan ini jika dijumpai
dalam keadaan yang masih muda jumlah segman sedikit dengan ekstemitas hanya
tiga pasang seperti insecta yang belum ada sayapnya. Contohnya: Luwing
Sub
kelas Diplopoda ini membawahi 3 famili, yaitu:
a) Famili Polyxenidae
Tubuh
kecil, berintegumen lunak, masing-masing ruas dikanan kiri memiliki berkas
rambut kaku seperti sikat, alat kopulasi pada hewan jantan tidak ada. Contoh: Polyxenus farciculatus
b) Famili Julidae
Interguman
keras, maxilla berupa lembaran, pada ruas ketujuh terdapat kaki yang telah
termodifikasi menjadi alat kopulasi hewan jantan. Contoh: Julus virgatus
c) Famili Polydesmidae
Tubuh
memiliki 19-22 ruas, sepasang kaki pertama di ruas ketujuh mengalami modifikasi
menjadi alat kopulasi pada hewan jantan. Contoh: Polydesmus serratus
Gambar
4. Kelompok hewan Myriapoda
d. Kelas Arachnoidea
Arachnoidea (dalam bahasa yunani,
arachno = laba-laba) disebut juga kelompok laba-laba, meskipun anggotanya bukan
laba-laba saja. Kalajengking adalah salah satu contoh kelas Arachnoidea yang
jumlahnya sekitar 32 spesies namun diantaranya telah punah. Ukuran tubuh
Arachnoidea bervariasi, ada yang panjangnya lebih kecil dari 0,5 mm sampai 9
cm. Arachnoidea merupakan hewan terestrial (darat) yang hidup secara bebas
maupun parasit. Arachnoidea yang hidup bebas bersifat karnivora. Tidak memiliki
antena dan rahang sebenarnya, sepasang ekstremitas pertama berfungsi sebagai
penjepit, tubuhnya terbagi menjadi 2 bagian yaitu cephalon dan abdomen.
Kelas ini dibagi menjadi 5 sub kelas
yaitu sebagai berikut:
1)
Sub
kelas Merostomata
Terbagi menjadi 2 ordo, yaitu:
a)
Ordo
Xiphosura
Contoh: Limulus
polyphemus
b)
Ordo
Euripterida
Contoh: Sudah punah
2)
Sub
kelas Arachnida
Terbagi menjadi 8 ordo diantaranya:
a)
Ordo
Scorpionida
Contoh: Diplocentrus whitei
b)
Ordo
Pedipalpi
Contoh: Tarautula
whitei
c)
Ordo
Araneida
Contoh: Salticus
scenicus
d)
Pappigradi
Contoh: Koenia
wheeleri
e)
Pseudoscorpionida
Contoh: Chelifercaucroides
f)
Solpugida
Contoh: Eremobates
pallipes
g)
Phalangida
Contoh: Liobunum
vittatan
h)
Acarina
Contoh: Sarcoptes
scabici
3)
Sub
kelas Pynogonida
Contoh: Nymphon
striomii
4)
Sub
kelas Tardigrada
Contoh: Macrobites
hufelandi
5)
Sub
kelas Pantastomida
Contoh: Linguatula
scarrata
Berikut adalah ciri-ciri dari salah
satu hewan Arachnoidea yang sering kita jumpai, yaitu laba-laba. Laba-laba
meliputi kurang lebih 20.000 jenis yang masih hidup, habitat mereka di
pohon-pohon yang hidup dihutan, pegunungan tinggi, gurun pasir dan rawa-rawa. Tubuhnya
terdiri dari dua bagian, yaitu cephalothorax dan abdomen yang tidak beruas-ruas.
Di cephalothoraxnya memiliki 6 pasang anggota tubuh, tidak memiliki antena,
alat sensoris terdapat di pedipalpi dan kaki jalan.
Anggota tubuh pertama disebut dengan
chelicerae yang mempunyai kelanjar racun, yang berguna unutuk membunuh hewan-hewan
mangsanya. Anggota tubuh kedua adalah pedipalpi yang bagian dasarnya disebut
dengan maxillae yang berguna untuk memotong makanan. Pedipalpi pada hewan
jantan digunakan untuk alat kopulasi.
Secara anatomi kaki laba-laba ini
mempunyai bagian coxa, trochanter, femur, patella, tibia, metatarsus dan
tarsus. Bagian kepala depan terdapat mata yang berjumlah 8. Sistem
pencernaannya sudah lengkap karena sudah mempunyai mulut dan anus.
Sistem peredaran darah sudah
mempunyai jantung dan pembulh-pembuluhnya. Sistem pernapasan dengan menggunakan
trakea dan paru-paru buku. Paru-paru buku ini berupa 2 kantong yang
masing-masing terdiri dari lipatan-lipatan serupa dengan lembaran daun yang
berjumlah 15-20 lembar.
Alat ekskresi berupa badan malpigi
yang mengalir di intestinum. Sistem saraf terdiri dari simupul otak yang
terletak dibagian atas esophagus dan simpul subespohagus, kemudian dari kedua
simpul tersebut keluarlah saraf-saraf ke seluruh tubuh. Jenis kelamin laba-laba
gonochoristic (terpisah).
Alat pembuat sarang dikerjakan oleh
3 pasng ekstremitas pada ujung caudal abdomen. Adapunyang menhgasilkan
benang-benang sarang tersebut adalah tabung-tabung mikroskopis yang jumlahnya
sampai ratusan. Tabung-tabung inilah yang menghasilkan kelenjar sutra, dimana
hasil sekresinya adalah semacam protein sehingga jika keluar dari tubuh
laba-laba tersebut akan segera mengering ketika terkena udara. Pola sarang
laba-laba yang berbeda, hal ini tergantung spesies masing-masing.
Gambar 5. Kelompok hewan Arachnoidea
B.
Sistem
pencernaan
Sistem pencernaan Arthropoda terdiri dari mulut, esofagus,
lambung, usus, dan anus. Mulutnya dilangkapi dengan berbagai alat tambahan yang
beragam, misalnya mandibula dan maksila pada belalang.
C.
Sistem
reproduksi
Sistem reproduksi Arthropoda umumnya terjadi secara seksual.
Namun ada juga yang secara aseksual, yaitu dengan partenogenesis. Partenogenesis adalah pembentukan
individu baru tanpa melalui fertilisasi (pembuahan). Individu yang dihasilkan
bersifat steril. Organ reproduksi jantan dan betina pada Arthropoda terpisah,
masing-masing menghasilkan gamet pada individu yang berbeda sehingga bersifat
dioseus (berumah dua). Hasil fertilisasi berupa telur.
D.
Sistem
ekskresi dan sekresi
Ekskresi dengan kelenjar hijau atau dengan pembuluh malpigih. Sisa metabolisme berupa cairan
dikeluarkan oleh organ ekskresi yang disebut saluran/ tubula malpighi, kelenjar
ekskresi, atau keduanya.
Sistem sirkulasi Arthropoda bersifat terbuka. Sistem
sirkulasi terdiri dari jantung, pembuluh darah pendek, dan ruang disekitar
organ tubuh yang disebut sinus atau hemosol. Darah Arthropoda disebut juga
hemolimfa. Alat indra pada hewan arthropoda berkembang dengan baik seperti
indra penglihatan, penciuman, antena untuk peraba dan penciuman, sebagian besar
terletak dibagian anterior tubuh.
E.
Ekologi
Habitat
penyebaran Arthropoda sangat luas. Ada yang di laut, periran tawar, gurun
pasir, dan padang rumput. Selain itu cara hidup arthropoda ada yang hidup
bebas, parasit, komensial, atau simbiotik. Dilingkungan kita, sering dijumpai
kelompok hewan ini, misalnya nyamuk, lalat, semut, kupu-kupu, capung, belalang,
dan lebah.
F.
Peranan
dalam kehidupan manusia
Berbagai jenis arthropoda memberikan peranan penting bagi
manusia. Peran arthropoda yang menguntungkan manusia misalnya dibidang pangan
dan sandang yaitu sebagai berikut : Sumber makanan yang mengandung protein
hewani tinggi. Misalnya Udang windu Panaeus
monodon, rajingan Portunus pelagicus,
kepiting Scylla serrata, dan udang
karang Panulirus versicolor penghasil
madu, yaitu lebah madu Apis indica.
Bahan industri kain sutera, yaitu pupa kupu-kupu sutera Bombyx mori.
Selain
memberikan peranan penting bagi manusia beberapa jenis arthropoda juga dapat
merugikan manusia antara
lain : faktor perantara penyakit bagi manusia. Misalnya nyamuk malaria, nyamuk
demam berdarah, lalat tsetse sebagai faktor penyakit tidur, dan lalat rumah
sebagai vektor penyakit tifus. Menimbulkan gangguan pada manusia. Misalnya
caplak penyebab kudis, kutu kepala, dan kutu busuk. Hama tanaman pangan dan
industri. Contohnya wereng coklat dan kumbang tanduk. Perusak makanan.
Contohnya kutu gabah. Perusak produk berbahan baku alam. Contohnya rayap dan
kutu buku.
G.
Daftar Pustaka
Rahayu, Tuti. 2004. Sistematika Hewan Invertebrata. Muhammadiyah University Press:
Surakarta.
http://arianirini.blogspot.com/2014/06/makalah-biologi-filum-arthropoda.html
https://dhewhy.wordpress.com/2009/07/24/filum-arthropoda/
Tidak ada komentar :
Posting Komentar